Dan…akhirnya kau datang lagi. Menghampiriku yang tak mau lagi
mengingatmu. Ditengah keinginan kokohku melenyapkan namamu dihidupku.
Kini
bukan saatnya mengingat apa yang dulu pernah terjadi. Yang sudah
terjadi, biarlah pergi. Karena memang waktu tak bisa diseret mundur
kembali.
Apapun bahagia kita kita, apapun masa-masa buruk kita saat lampau biarlah menguap keatas langit, kemudian lenyap tersapu angin.
Ini
keputusanku. Ini mauku. Dan menurutku paling baik. Hanya ini yang
membuat kita tidak termakan rasa ego yang hanya memaksa amarah menyeruak
membuncah dalam diri kita.
Sungguh, bukan jahat maksudku. Ini yang terbaik. Inilah jalan yang harus kita pilih.
Sebelumnya
telah berkali-kali kita membangun pondasi namun kembali terus runtuh
seiring rasa percaya yang makin terkikis hari demi hari, bulan demi
bulan.
Demi Tuhan, telah beruntai doaku meminta yang terbaik untuk
kita. Dan ini jawaban-Nya ku kira. Rasaku menghilang. Dan semakin kuat
yakinku tak mau mengikat takdirmu dari Tuhan untuk mendapat sosok yang
jauh lebih baik dariku.
Pergilah…tenanglah…
0 Komentar