BELAJAR DARI -RASA- SAKIT. #sisipanParentingAlaAla


CURHATAN MAHMUD Part I

BELAJAR DARI -RASA- SAKIT. #sisipanParentingAlaAla


Jadi makin sadar bahwa anak, bagaimanapun harus diperhatikan kesehatannya secara fokus, se-detail apapun...anak boleh sakit, boleh kotor untuk mengetahui sejauh mana imunitasnya, kotor juga belajar...tp semua butuh pengawasan extra...jangan dibiarin2 gt juga. orangtua mana sih yang tega dan adem-ayem liat anaknya "ngerasain sakit"? saya mah sakiiiittt liatnya, berasa hati ditonjok2. bisa tampak tenang di luar adalah dengan selalu berpikir positif sebagai self-healing dr semua rasa sakit dan juga stress...anak rewel, gak ngerti maunya apa, pasti semua Ibu pernah merasakan...saya pun baru-baru ini merasakannya. cukup tarik napas dalam, berusaha tenang, berdoa, berbicara, membujuk pelan, dan yakin anak akan segera tenang dalam dekapan, kalau sudah terlalu lelah lebih baik diam sejenak tetap di dekatnya, atau kalau ada suami, tinggalkan...serahkan pd suami..lalu pergi ke kamar mandi untuk tenangkan diri. Emosi tidak mesti diledakkan, kok. Marah bukan berarti harus habiskan energi dan merusak pita suara...saya sayang keluarga saya, maka saya harus jaga mereka dengan menjaga diri saya sendiri...agar terhindar dr high blood pressure terutama, penyakit emak-emak...penyakit alm.Ibu saya juga.

btw, sorry OOT. Saya dididik keras oleh Ibu saya yang galak banget waktu kecil, gk jarang dapat hukuman fisik saat bandel. apakah saya saat itu terima dimarahi atau dihukum fisik seperti itu? jelas tidak. walaupun setelah melahirkan akhirnya sy mengerti alasannya atas apa yang Ibu lakukan di masa itu.

saya belajar dari rasa sakit. belajar dari apa keinginan sy, ketidaksesuaian yang sy dapatkan dari orangtua semasa kecil, tentang bagaimana keinginan anak, ingin diperlakukan seperti apa...bagaimanapun, anak terlahir bagai "kertas putih" kita yang menggoreskan pena diatasnya, kita yang membentuk karakternya, dan manusia..logikanya ingin diperlakukan sebagaimana ia ingin diperlakukan. maka minimalisasikan kebertentangan walaupun sulit. berlakukan, terutama pada anak. sedini mungkin.

saya tidak mau anak saya merasakan apa yang dulu saya rasakan ketika masih kecil. rasa sakit -walaupun cuma dicubit, dipukul, atau rasa sakit hati karena dimarahi/dibentak- di masa lalu JANGAN SAMPAI TURUN ke anak saya dan keturunan2 setelahnya, sebagai generasi yang hidup di era seperti ini, dimana tersedia ruang yang semakin luas untuk belajar dan belajar.

anakku Aldebaran, maafin kami yang jauh dari kesempurnaan..insyAllah kami tidak akan berhenti belajar. lekas sembuh, sayang.

Posting Komentar

0 Komentar