50 juta pertama dalam pernikahan dan mimpi paling besar.

 Saya mau cerita. Sekitar tahun 2007, guru sy di jam terakhir sekolah bercerita ttg pengalamannya pergi ke Tanah Suci pertamakali..wajahnya berbinar penuh kesan mendalam. Dia juga cerita bagaimana ia mengagumi dan menyebut berulang-ulang 'guru' yg menuntunnya belajar menjadi pembimbing jamaah yang kebetulannya adalah Ayah saya.


Dan ternyata tidak hanya kepada kelas kami saja beliau cerita pengalamannya, tapi semua kelas yg dia datangi baik putra-putri, dn ini membuat sy mendadak 'terkenal' di hampir semua angkatan putra dan putri.


Yang saya highlight dari cerita guru saya,beliau bilang..kalau punya uang cash buat beli motor, dn km belum pernah menginjakkan kaki k baitullah..maka pilihlah, gunakanlah uang itu utk ke baitullah, dan minta Motor di sana..langsung di Tanah Suci..niscaya akan lebih mudah bagi km utk mendapatkanya lagi, bahkan lebih dari sekedar motor, tapi semua yang kamu inginkan. insyaAllah.


kalimat itu entah kenapa begitu nempel di otak saya, Umrah dan Haji adalah harga mati pokoknya... belum kepikiran duit dari mana yg penting

Dapat uang banyak, pertama kali harus dipakai utk kesana.


Seiring berjalannya waktu, saat taaruf sy utarakan keinginan itu kpd suami saat menikah..sy gak begitu ingin cepat punya rumah / kendaraan..sy pingin minta langsung sama Allah sedekat mungkin. dan ajaibnya suami saya yang saat itu masih cuma "calon", dia juga punya keinginan yang sama! wow.. Subhanallah


Sampai akhirnya qadarullah yg terjadi, kami diberi kemudahan dn gk perlu menghabiskan energi apalagi materi utk sebuah tempat tinggal atau kendaraan. kami yang gak pernah ngerasain ngekost atau tinggal sendiri, setelah menikah gk perlu nunggu lama buat tinggal di rumah sendiri. gak ngalamin deh drama konflik hidup bareng mertua atau ipar! haha


Sampai di tahun pertama kami menikah, dan punya anak. suami saya resign dari perusahaan BUMD. Suami bertekad untuk "membersihkan" lingkungan pergaulan juga hartanya dengan melunasi juga KTA yang dia ambil sejak sebelum kami menikah. sempat merasakan rekening mentok di angka 300.000 dengan kondisi anak sakit laringitis dan malamnya harus fisioterapi RS. Limijati. Ajaibnya, di hari itu pula siangnya uang BPJS suamiku cair dan sangat cukup pula untuk biaya renovasi kecil tempat tinggal kami yang baru. MasyaAllah..


Ditahun berikutnya (2018) setelah kami melalui segala drama di hampir 2 tahun pernikahan, Alhamdulillah kami sampai di 50juta pertama yang kami miliki...kami bingung, uang nganggur ini buat apa. karena untuk biaya Umrah mungkin masih cukup, tapi hanya untuk berangkat berdua, sedangkan anak kami masih umur 1 tahun setengah tidak memungkinkan untuk dititip. sampai akhirnya Ayah sy ngasih ide untuk daftar haji. Kebetulan memang itulah yg ada di benak kami, tidak terpikirkan hal lain selain daftar haji..berdua. MaasyAllah Tabarakallah. Nomor porsi haji kami, di kado pernikahan ke dua.


Sebenarnya rencana umrah sudah matang dipersiapkan Ayah utk saya sebagai hadiah wisuda..adalah cita2 ayah yang sudah puluhan tahun pulang-pergi ke Tanah Suci pasti ingin juga mengajak anak2nya ke Baitullah walaupun gak bisa sekaligus barengan. Tapii qadarullah..di tahun 2014 setahun setelah saya wisuda saat itu alm.Ibu yg ngebet pingin berangkat, yang ternyata itu adalah umrah ke-3 baginya sekaligus terakhir kali nya. karena tahun berikutnya 2015 ibu berpulang ke Rahmatullah. Sejak saat itu keinginan saya terus tertunda Sampai saya keburu kerja, keburu menikah, keburu punya anak, dan pandemi..Terjadi sgt berturut2, sehingga tersia sekeluarga hanya saya saja seorang yang belum berangkat ke Tanah Suci.

Qadarullah lagi saya punya suami, ia tidak membuat sy berpikiran untuk menenggelamkan mimpi sy itu, mimpi yang juga menjadi miliknya. mengejar dunia untuk menyempurnakan rukun islam secepat mungkin, se-muda mungkin..karena usia gak ada yang tahu. Yg penting udah masuk setengah jalan..bukan cuma niat atau rencana.


yuk, lanjut ke 100jt pertama dalam pernikahan kami! 


Posting Komentar

0 Komentar